MAKALAH EKONOMI MAKRO
v PENTINGNYA MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL
v TINGKAT KESEMPATAN KERJA DAN KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL
v INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ekonomi Makro
Yang Dibina Oleh Ibu Khasanah Sahara S.E.,M.S.Ak
Oleh Kelompok 4 :
1. Yoga Tryarie Putra (13130310135)
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
FAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak henti-hentinya kami haturkan atas kehadirat Allah
SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, kami masih memiliki kesempatan
untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada baginda Nabi kita Rasullullah muhammad
Shallallahu’alaihiwasallam, atas perjuangan Beliau sehingga kita bisa merasakan
nikmatnya berislam. Alhamdulilah juga
tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu Khasanah Sahara yang
dengan sangat sabar membimbing kami khususnya pada mata kuliah Ekonomi Makro,
sehingga kami dapat mengerti sebagaimana mestinya.Makalah ini ditulis dan
disusun agar para pembaca dapat mengambil mutiara-mutiara ilmu dari pokok isi
pembahasan. Makalah ini ditulis dan disusun oleh kami dengan berbagai
referensi,baik itu yang datangnya dari saya pribadi ataupun dari pemikiran
orang lain dan dari buku-buku tentang ekonomi makro. Namun dengan penuh
kesabaran dan tentunya pertolongan dari Allah SWT, akhirnya makalah ini bisa
terselesaikan. Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca,
mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum khususnya pada diri kami sendiri. Dan
dengan kerendahan hati kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
tambahan ilmu yang lebih luas kepada pembacanya. Akhir kata lembaran ini kami
mohon maaf jika makalah ini nantinya terdapat kekurangan pada tulisan atau
pendapat yang kurang berkenan bagi anda semua.
Hormat
kami,
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iii
A. PENTINGNYA MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL……………….1
1. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional……………………………….1
a) Metode Produksi……………………………………………………1
b) Metode Pendapatan………………………………………………...2
c) Metode Pengeluaran………………………………………………..2
2. MANFAAT DARI MENGETAHUI BESARAN PENDAPATAN
NASIONAL SUATU NEGARA…………………………………………...3
a) Perekonomian Dua Sektor…………………………………………4
b) Perekonomian Tiga Sektor……………...…………………………5
c) Perekonomian Empat Sektor…………………...…………………6
B. TINGKAT KESEMPATAN KERJA DAN KAPASITAS
PRODUKSI NASIONAL………………………………………………………………….……..9
C. INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP………………...…….10
D. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….………12
E.
PENTINGNYA MENGHITUNG PENDAPATAN
NASIONAL
Ø
Pendapatan nasional merupakan alat pengukur / sebagai
salah satu barometer bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau kemakmuran suatu
bangsa yang secara berkeseluruhan.
1)
Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui struktur
perekonomian negara yang bersangkutan, seperti agraris atau industri.
2)
Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui dan
membandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri dari tahun ke tahun.
3)
Pendapatan nasional berguna sebagai dasar dari politik
perekonomian suatu negara.
4)
Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui posisi negara
di tengah-tengah dunia internasional.
1. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Terdapat tiga metode perhitungan pendapatan nasional yang banyak
digunakan oleh setiap negara, dimana masing-masing metode memiliki kekhasan
tersendiri. Metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode produksi
Metode produksi digunakan untuk
menentukan besarnya pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai produksi
yang dihasilkan oleh sektor-sektor produktif selama satu periode tertentu. Adapun
contoh sektor di Indonesia adalah :
1.
Pertanian/agriculture
2.
Pertambangan dan penggalian/minning and quarrying
3.
Industry pengolahan/manufacturing industries
4.
Llistrik, gas dan air bersih/electric, gas and water
supply
5.
Bangunan/construction
(1)
6.
Perdagangan, restoran dan hotel/trade, restaurant and
hotel.
7.
Pengangkutan dan komunikasi/transportation and
communication.
8.
Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan/finance,
rent of building and business service.
9.
Jasa-jasa/service.
2. METODE PENDAPATAN
Metode ini
menjumlahkan semua pendapatan dari faktor-faktor produksi dalam perekonomian
yaitu manusia/tenaga kerja, modal, tanah dan skill. Bila tenaga kerja menghasilkan
upah, modal menghasilkan bunga, tanah menghasilkan sewa dan skill menghasilkan
profit.
Metode ini juga
bila tidak hati-hati dan teliti sangat mudah terjadinya perhitungan ganda,
maksudnya bisa saja pendapatan sewa tanah adalah juga merupakan pendapatan
pribadi dari pemilik tanah, dan pendapatan bunga berasal dari pendapatan atas
sewa dan upah/gaji pemilik tanah dan seterusnya.
3. METODE PENGELUARAN/PENGGUNAAN
Metode ini mencoba
menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran baik
yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pemerintah
dan ekpor netto.
Pada dasarnya
metode pengeluaran ini juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah
adanya faktor pengeluaran ganda yang tidak dinilai, misalnya tidak semua
pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah untuk menghabiskan kegunaan nilai akan
tetapi banyak juga yang bertujuan untuk investasi, misalnya menggunakan
pendapatannya untuk membangun rumah kontrakan, membeli tanah dan lain-lain.
(2)
Akan tetapi
perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
relatif lebih mudah terutama dalam pendapatan dan pencacahannya, alasannya
karena biasanya setiap orang akan dengan mudah memberikan informasi seputar
pengeluarannya dari pendapatannya.
2. MANFAAT DARI MENGETAHUI BESARAN PENDAPATAN
NASIONAL SUATU NEGARA
1)
Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional setiap
periodenya maka akan dapat diketahui potensi sumber daya suatu negara (bila
dalam skala daerah disebut pendapatan regional)
2)
Berdasarkan pendapatan nasional atau regional dapat
diketahui kekuatan atau kemampuan ekonomi suatu negara atau daerah.
3)
Berdasarkan pendapatan nasional atau regional akan
dapat diketahui besarnya produktivitas masyarakat suatu negara .
4)
Dengan diketahuinya pendapatan nasional atau regional
dapat ditentukan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah
5)
Dengan diketahuinya pendapatan nasional atau regional
dapat disajikan acuan bagi perencanaan pembangunan nasional berikutnya
6)
Berdasarkan pendapatan nasional pemerintah dapat
membuat skema program pinjaman luar negeri berjangka panjang dan rendah bunga
(soft loan).
7)
Dan lain-lain.
Secara umum dengan mengusai teknik perhitungan pendapatan
nasional atau regional maka perencana ekonomi akan dapat membuat program
ekonomi sesuai dengan skala prioritas dan kesanggupan sumber daya yang dimiliki
yang disertai dengan kebijakan ekonomi yang teukur, baik yang berskala 2
sektor, 3 sektor, maupun 4 sektor
(3)
1. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Perekonomian dua
sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri atas dua
pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi
(perusahaan)
Model arus perputran faktor produksi,
barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga dengan perusahaan dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Barang dan jasa barang
dan jasa
Rumah Tangga
Produsen
|
Pasar Barang Dan
Jasa
|
Rumah Tangga Konsumen
|
Pasar Faktor
Produksi
|
faktor
produksi faktor
produksi
Dari gambar diatas
terlihat bahwa rumah tangga konsumen adalah sebagai pemilik faktor-faktor
produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor
produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi
oleh perusahaan.
Interaksi ini
terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang terjadi interaksi
antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai
pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan
satu sama lain.
(4)
Dalam diagram juga
terlihat arus aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. Rumah tangga
konsumen menerima upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai
balas jasa atas penyerahan faktor produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran
atas barang dan jasa yang dibeli.
Interaksi ekonomi dalam perekonomian
dua sektor juga dapat digambarkan seperti dibawah ini
Faktor Produksi
|
Pendapatan
|
Rumah Tangga
Produsen
|
Barang Dan Jasa
|
Pengeluaran
|
Rumah Tangga
Konsumen
|
Gambar diagram aliran pendapatan dan
pengeluaran dari rumah tangga konsumsi dan rumah tangga produsen
Gambar diatas menunjukkan
keadaan apabila seluruh pedapatan yang diterima rumah tangga konsumsi digunakan
seluruhnya untuk belanja barang dan jasa. Ini berarti bahwa pendapatan sama
dengan pengeluaran. Tidak ada bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan atau
dapat dikatakan bahwa perekonomian mengalami keseimbangan.
(5)
2. PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Perekonomian tiga
sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan
pemerintah. Peran pemerintah disini adalah sebagai pengatur, sebagai produsen,
sekaligus sebagai konsumen. Besar kecilnya peran pemerintah dalam perekonomian
itu sendiri sangat tergantung pada system ekonomi yang dianut. Di system
ekonomi liberal, peran pemerintah minimal, sedangkan pada system ekonomi
sosialis peran pemerintah sangat dominan. Di negara yang menganut system
campuran seperti Indonesia, pemerintah masih cukup berperan.
Perekonomian tiga sektor dapat
dijelaskan melalui gambar berikut:
Pasar Barang Dan
Jasa
|
Rumah Tangga
Produsen
|
Rumah Tangga Konsumen
|
Pemerintah
|
Pasar Faktor
Produksi
|
Gambar arus perputaran faktor
produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah.
Anak panah yang
menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Penerimaan pemerintah
tersebut berupa pajak, misalnya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai,
serta pajak bumi dan bangunan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan faktor
produksi dan barang serta jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi
pemerintahan.
(6)
Anak panah yang
menuju ke rumah tangga, pasar faktor produksi, perusahaan, serta pasar barang
dan jasa berarti pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah tersebut dapat
berupa gaji, pembuatan prasarana, subsidi, serta pembelian barang dan jasa.
Peran pemerintah
dalam kegiatan ekonomi didasari oleh motif mencari keuntungan sekaligus
memenuhi kepentingan umum. Dorongan mencari keuntungan ini tidak terlepas dari
kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara. Dengan kondisi
penerimaan yang semakin baik, pemerintah akan memiliki sumber dana untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
3. PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR
Model Perekonomian
ini adalah yang paling sesuai dengan kenyataan, yaitu bentuk perekonomian
terbuka. Ciri perekonomian terbuka adalah adanya kegiatan masyarakat luar
negeri dalam bentuk ekspor impor dan pertukaran faktor produksi. Kegiatan
ekspor dan impor itu kemudian memunculkkan istilah perdagangan internasional.
Untuk mengukur seberapa besar nilai ekspor atau impor dapat diketahui dengan
melihat neraca perdagangannya. Hasil dari perdagangan internasional itu berupa
devisa. Apabila neraca perdagangan suatu negara itu defisit, berarti impor
negara tersebut lebih besar dibanding ekspornya. Sebaliknya, suatu negara
disebut surplus pada neraca perdagangan bila ekspor lebih besar dari impornya.
Dalam perekonomian
empat sektor kita akan melihat dua kelompok pelaku ekonomi, yaitu masyarakat
luar negeri dan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam masyarakat luar
negeri terdapat rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produsen), dan
pemerintah.
Kegiatan kelompok
pelaku ekonomi masyarakat luar negeri tersebut membentuk system arus perputaran
kegiatan ekonomi. Kelompok pelaku ekonomi dalam negeri juga membentuk system
perputan kegiatan ekonomi.
(7)
Jadi, masyarakat
luar negeri maupun pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri terdiri atas rumah
tangga konsumsi, rumah tangga produksi (perusahaan) dan pemerintah. Mereka
saling berinteraksi, sehingga membentuk system perputaran faktor produksi,
barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan pelaku
kegiatan ekonomi dalam negeri.
Pasar Barang Dan
Jasa
|
Pelaku Ekonomi
Dalam Negeri
|
Masyarakat Luar
Negeri
|
Pasar Faktor
Produksi
|
Gambar diatas arus perputaran faktor
produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan
pelaku kegiatan dalam negeri.
Dari gambar diatas
kita dapat melihat bahwa sudah tidak ada lagi Negara yang tertutup sama sekali
untuk melakukan hubungan perdagangan dengan Negara lain. Di dalam perdagangang
internasional tersebut ada dua macam kegiatan, yaitu ekspor dam impor.
Pembayaran dari kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan uang atau valuta
asing (devisa).
(8)
Peran pelaku
ekonomi dalam kegiatan Perekonomian nasional akan saling berkaitan dan saling
memengaruhi sehingga akan membentuk satu kesatuan dan system.
Kemacetan dalam
salah satu sektor dapat segera menjalar ke arus uang dan barang. Tugas menjaga
kestabilan arus uang dan barang memang tidak mudah. Dalam ilmu ekonomi, arus
perputaran uang, barang dan jasa digambarkan dalam suatu lingkaran kegiatan
ekonomi seperti yang telah diuraikan diatas. Jadi, lingkaran arus kegiatan
ekonomi akan memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi dalam perekonomian nasional.
F.
TINGKAT KESEMPATAN KERJA DAN
KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL
Telah kita ketahui bahwa kapasitas produksi suatu
perekonomian menunjukkan batas kemampuan dari pada perekonomian tersebut dalam
menghasilkan barang dan jasa untuk tiap satuan waktu. Kemampuan suatu
perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut
terkadang-kadang digunakan sepenuhnya kadang-kadang tidak. Perekonomian dimana
semua kapasitas nya ada dalam penggunaan penuh dikatakan bahwa perekonomian
tersebut dalam keadaan full employment.
Tingginya kapasitas produksi nasional yang digunakan disebut tingkat
employment. Oleh karena itu mungkin tingkat employment (tingkat kesempatan
kerja), suatu ketika ada dalam keadaan full employment, pada saat lain ada dalam
keadaan under employment.
Perekonomian
dikatakan dalam keadaan over employment apabila kapasitas produksi nasional
sudah dalam penggunaan penuh, akan tetapi permintaan barang-barang dan
jasa-jasa totalnya masih terus bertambah.
(9)
Dalam keadaan seperti ini jumlah produk nasional tidak lagi dapat
bertambah. Yang pada umumnya mengalami perubahan ialah pengalokasian kembali
faktor-faktor produksi, yang dalam literature biasa diistilahkan dengan
realocation of resourses.
Untuk dapat memperbesar hasil produksi barang A yang permintaannya sangat
kuat, misalnya kelompok perusahaan yang menghasilkan produk A terpaksa merebut
faktor produksi yang dulunya biasanya dipergunakan oleh kelompok perusahaan
yang menghasilkan produk B, yang permintaannya relatif lebih lemah dari pada
permintaan akan produk A. pergeseran penggunaan faktor-faktor produksi dari
kelompok perusahaan yang lain inilah yang kita sebut realocation of resourses.
Yang pada umumnya terjadi apabila kelompok perusahaan yang merebut faktor-faktor
produksi yang dibutuhkan itu dengan harga yang lebih tinggi dari pada harganya
yang semula.
Oleh karena itu perekonomian yang mengalami over employment bertendensi
untuk menimbulkan inflasi.
G.
INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP
Seperti diatas telah dikemukakan bahwa tingkat
employment ( tingkat kesempatan kerja) mungkin ada dalam keadaan full
employment, mungkin dalam keadaan under employment, mungkin juga ada dalam
keadaan over employment.
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang sejauh manakah tingkat employment
yang terjadi menyimpang dari kapasitas produksi yang ada. Kita dapat
menggunakan konsep inflationary gap dan deflationary gap.
(10)
inflationary gap dan deflationary gap kiranya
berturut-turut dapat kita terjemahkan dengan celah inflasi dan celah deflasi,
dalam menunjukkan besarnya penyimpangan tersebut.
Semakin besar angka inflationary gapnya akan berarti semakin besar over
employmentnya. Dan semakin besar angka deflationary gapnya berarti semakin jauh
tingkat employment berada dibawah tingkat full employment, yang dengan
perkataan lain, semakin besar tingkat pengangguran yang terjadi.
Inflationary gap adalah ; besarnya perbedaan antara
jumlah investasi yang terjadi dengan besarnya full employment saving ( saving
pada tingkat full employment), dimana besarnya investasi tersebut melebihi
besarnya full employment saving.
Deflationary gap ialah : angka yang menunjukkan
besarnya perbedaan antara investasi yang terjadi dengan full employment saving
dimana besarnya investasi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan full
employment saving.
(11)
DAFTAR PUSTAKA
v Sahara,
Khasanah :2014. Pengantar Makroekonmi. Kediri : UNISKA Fak Ekonomi
v Sadono
Soekirno : 2004. Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga
v Prathama
Rahardja, Mandala Manurung ;2008, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi Dan
Makro Ekonomi) Edisi 3. Jakarta : Lembaga Penerbit Fak Ekonomi Universitas
Indonesia.
v Suherman
Rosyidi : 2001. Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Terhadap Teori Ekonomi
Mikro Dan Makro, Jakarta : Rajawali Pers
(12)